FALSAFAH KEHIDUPAN DAYAK KALIMANTAN BARAT MENURUT PRESPEKTIF
SYARI’AT
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam Dan Budaya Lokal
Dosen Pengampung:
Aris Munandar,M.Pi
TUGSA INDIVIDU
SEMESTER V
Disusun Oleh:
Darmawan Saputra
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MASJID SYUHADA YOGYAKARTA
(STAIMS)
2015
KATA PENGANTAR
Segala
puji hanya milik Allah Subhanahu Wata’ala.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
Sholallahu Alaihissalam. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Islam Dan Budaya Lokal
Agama
sebagai kepercayaan dalam kehidupan umat
manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut
pandang. Islam sebagai agama yang telah
berkembang selama empat belas abad lebih
menyimpan banyak masalah yang perlu
diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran
keagamaan maupun
realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang falsafah kehidupan dayak
Kalimantan Barat dalam prespektif syariat.yang di sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini
di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya para mahasiswa PAI-ICBB Yogyakarta. Saya sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pengampuh Ustadz.Aris Munandar,M.Pi saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah saya di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Yogyakarta,24 April 2015
Penyusun
A.Latarbelakang
Sebelum Tahun 1985. Sejak tahun 1975, kata, “
Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”, sudah menjadi
salam atau falsafah bagi lembaga adat Dayak Kanayatn, khususnya Dewan Adat
Dayak Kanayatn di Tingkat Kecamatan, seperti Dewan Adat Dayak Kanayatn
Kecamatan Sengah Temila, Dewan Adat Dayak Kanayatn Kecamatan Mempawah Hilir dan
lainnya di Kabupaten Pontianak (sebelum pemekaran).
Sesudah Tahun
1985. Namun secara Formal semboyan atau falsafah Kata Adil Ka’ Talino,
Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata ditetapkan pada tanggal 26 Mei 1985,
pada saat Upacara Adat Naik Dango yang pertama di Anjungan, Kabupaten
Pontianak. Dimana pada saat itu dirumuskan oleh beberapa orang tokoh adat dayak
seperti, Bapak F. Bahudin Kay, Bapak Drs. M. Ikot Rinding, Bapak Salimun, BA,
Bapak R.A. Rachmad Syahuddin, B.Sc , dan lain-lain. Kata Adil Ka’ Talino,
Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, sejak saat itu resmi digunakan
secara formal dalam berbagai kegiatan upacara adat dan kegiatan Masyarakat Adat
Dayak di Kabupaten.
Pontianak.
Dimana setiap kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata
yang di ucapkan dibalas dengan kata Auk (diucapkan Auuuuuk) yang artinya ya
atau amin. Dalam perkembangan selanjutnya, ketika Majelis Adat Dayak
(MAD) Provinsi Kalimantan Barat yang dideklarasikan oleh sembilan orang
penandatangan sebagai deklarator berdirinya Majelis Adat Dayak Provinsi
Kalimantan Barat, yaitu: Bapak Yakobus Frans Layang, SH., Bapak Drs. M. Ikot
Rinding, Bapak Drs. Paulus Djudah, Bapak Drs. F. M. Adjun Lock, Bapak
Drs. V. E. Ritih Kenyeh, Piet Andjioe Nyangun, SE., Bapak Pius Alfret Simin.,
Bapak Drs. Yakobus Kumis dan Bapak Drs. J. Numsuan Madsun,.
[1]
Pada tanggal 21
Agustus 1994 , maka semboyan atau falsafah Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’
Saruga, Basengat Ka’ Jubata di masukan di dalam Anggaran Dasar Majelis Adat
Dayak Provinsi Kalimantan Barat sebagai semboyan atau salam masyarakat Dayak
Kalimantan Barat. Ke Sembilan orang deklarator berdirinya MAD Kalimantan Barat
juga merangkap sebagai formatur pembentukan pengurus pertama dengan Ketua Umum;
S. Jacobus E. Frans L., BA., SH, Sekretaris Umum; Thadeus Yus, SH., MPA dan
Bendahara Umum; Alex Akoran, B.Sc. Kemudian salam atau falsafah tersebut di
Kukuhkan dalam Musyawarah Dewan Adat Dayak (Musdad) yang pertama pada tahun
1996 yang menetapkan Kepengurus MAD Hasil Musdad Pertama, Ketua Umum; S.
Jacobus E. Frans L., BA., SH, Sekretaris Umum; DR. Piet Herman Abik, dan
Bendahara Umum; Bapak BL. Atan Palil.
Kemudian terjadi
perubahan jawaban setiap mengakhiri kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga,
Basengat Ka’ Jubata, yang dulunya di jawab Auk, kemudian disepakati dalam
Musyawarah Dewan Adat Dayak II tanggal 18 – 21 September 2001 Dimana pada saat
itu terpilih Ketua Umumnya Bp. RA. Rachmad Syahudin, B.SC, Sekretaris Umumnya,
Drs. Agustinus Clarus, M.Si dan Bendahara Umumnya, Yohanes Nenens, SH. Dalam
salah satu keputusannya, setiap setelah diucapkannya kata, Adil Ka’
Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, semua yang hadir membalas
dengan kata, Arus….arus….arus (harus, harus, harus,/ terus, terus terus
mengalir seperti air/permisi/meng-amini)
Pada Tanggal 12
Nopember 2001, sebanyak 29 orang atas nama masyarakat Dayak se-Kalimantan
(sesuai dokumen asli daftar hadir yang saya miliki) Kaltim, Kalteng, Kalbar dan
Kalsel, di Balik Papan, Kalimantan Timur, mendeklarasikan berdirinya
Dewan Adat Dayak Nasional.
[2]
Kepengurusan pertamanya adalah; Ketua Umum
Pdt. Barnabas Sebilang, Sekretaris Jendral, DR. Eliyanto S. Lasam, SE., M.Si,
dan Bendahara Umum, Pangeran Agustinus Acang. Pada saat kepengurusan ini belum
di rumuskan salam atau semboyan organisasi.[1]
Kemudian pada
tahun 2003 dilaksanakan Musyawarah Nasional Pertama Dewan Adat Dayak
se-Kalimantan, yang memilih pengurus, Ketua Umum, Michael Andjioe, S.Ip., MBA,
Sekretaris Jendral, Drs. Yakobus Kumis, dan Bendahara Umum, Ir. Albertus Euseg.
Pada Tahun
2006, Setelah melalui musyawarah yang cukup melelahkan, Dewan Adat Dayak
se-Kalimantan, dalam Musyawarah Nasionalnya yang kedua pada tanggal 2-4
September 2006 telah menetapkan kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga,
Basengat Ka’ Jubata sebagai semboyan atau falsafah masyarakat Dayak secara Nasional
(se-Indonesia). Tidak hanya itu dalam Munas DAD se-Kalimantan ke II, yang
dimotori Atan Palil sebagai Ketua Umum Panitia dan Makarius Sentong, SH., MH,
sebagai Sekretaris Umum Panitia, telah berhasil menetapkan hal-hal sebagai
berikut:
[3]
a.Menetapkan
perubahan nama Dewan Adat Dayak se-Kalimantan, menjadi Majelis Adat Dayak
Nasional (MADN) sebagai lembaga adat dayak tertinggi tingkat Nasional.
b.Menetapkan
Dewan Adat Dayak (DAD) sebagai nama lembaga adat dayak ditingkat Provinsi
hingga Kecamatan seluruh Indonesia.
c.Menetapkan
Lagu Mars Dayak, sebagai lagu mars MADN, Ciptaan DR. Aloysius Mering, M.Pd
d.Menetapkan
Hymne Dayak, sebagai lagu Hymne MADN, Ciptaan DR. Aloysius Mering, M.Pd
e.Menetapkan
Bapak Agustin Teras Narang, SH sebagai Ketua Umum MADN (sekarang ini berubah
menjadi Presiden MADN)
Penggunaan Semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin
Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata dalam Pembentukan Borneo Dayak Forum .
1.Dalam Soft
Lounching, Borneo Dayak Forum tanggal 9 Agustus 2010 di Kuching, Sarawak, maka
semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata ditetapkan
sebagai Salam atau Falsafah masyarakat Dayak seluruh Dunia.
2.Maka wajib di
sampaikan “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata” dalam
setiap pertemuan masyarakat Dayak di Seluruh Dunia.[2]
1.
http://humabetang.web.id/dayak/budaya/2013/makna-adil-katalino-bacuramin-kasaruga-basengat-kajubata
2.
http://dayak-side.blogspot.com/2012/03/sejarah-moto-adil-ka-talino-bacuramin.html
[4]
BAB I
PEMBAHASAN
B. Pengertian Kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’
Saruga, Basengat Ka’ Jubata
- Adil Ka’ Talino :
a.Adil artinya Bersikap Adil,
b.Ka’ Talino artinya kepada sesama manusia.
Jadi Adil Ka’ Talino berarti kita harus bersikap Adil terhadap sesama manusia.
- Bacuramin Ka’ Saruga :
a.Bacuramin artinya bercermin
b.Ka’ Saruga artinya ke Surga. Jadi, Bacuramin
Ka’ Saruga berarti kita harus bersikap dan berbuat seperti kehidupan di Surga
(perbuatan-perbuatan yang baik)
- Basengat Ka’ Jubata :
a.Basengat artinya bernapas atau hidup
b.Ka’ Jubatan artinya kepada Tuhan. Jadi
Basengat Ka’ Jubatan berarti bernapas/ hidup kita tergantung dari Tuhan, atau
Tuhan sebagai kehidupan atau yang memberi hidup.[3]
[5]
C.Pengertian Keseluruhan
Pengertian Secara Keseluruhan dari “ Adil Ka’
Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata adalah bahwa dalam hidup ini
kita harus bersikap adil, jujur tidak diskriminatif, terhadap sesama
manusia, dengan mengedepankan perbuatan-perbuatan baik seperti di surga
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
D.Penjabaran makna dari kata, “ Adil Ka’
Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”
- Adil Ka’ Talino, memiliki makna:
a.Bersikap Adil terhadap sesama manusia
b.Tidak semena-mena terhadap orang lain
c.Menghormati dan menghargai hak-hak orang lain
d.Bersikap jujur
e.Bernai membela kebenaran dan keadilan
f.Mampu menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban
g.Memiliki sikap tenggang rasa terhadap sesama
- Bacuramin Ka’ Saruga, memiliki makna:
a.Berperilaku dan berbuat sesuai dengan keadaan
di surga
b.Melakukan kehendak Jubata (Tuhan) dan
Menjauhi larangannya
[6]
c.Cintai terhadap sesama manusia
d.Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
e.Suka membantu dan menolong orang lain
f.Suka melakukan kegiatan kemanusiaan
g.Selalu mengembangkan dan melakukan perbuatan
yang luhur dan mulia
h.Mampu menjaga kelestarian alam
- Basengat Ka’ Jubata, memiliki makna:
a.Percaya
bahwa hidup dan mati kita ada di tangan Jubata (Tuhan)
b.Pasrah kepada kehendak Tuhan
c.Mengakui
bahwa Tuhanlah yang memberi napas dan kehidupan kepada kita
d.Tuhan sebagai tempat memohon dan meminta
e.Tuhan sebagai tempat sandaran hidup
f.Percaya bahwa rezeki yang kita terima berasal
dari Tuhan
g.Yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi di
dunia ini adalah kehendak Tuhan.[4]
[7]
E.Perkembangan Penggunaan Semboyan atau Falsafah Adil Ka’
Talino
Dalam perkembangan selanjutnya, ketika Majelis Adat Dayak
(MAD) Provinsi Kalimantan Barat yang dideklarasikan oleh sembilan orang
penandatangan sebagai deklarator berdirinya Majelis Adat Dayak Provinsi
Kalimantan Barat, yaitu: Bapak Yakobus Frans Layang, SH., Bapak Drs. M. Ikot
Rinding, Bapak Drs. Paulus Djudah, Bapak Drs. F. M. Adjun Lock, Bapak
Drs. V. E. Ritih Kenyeh, Piet Andjioe Nyangun, SE., Bapak Pius Alfret Simin.,
Bapak Drs. Yakobus Kumis dan Bapak Drs. J. Numsuan Madsun,. pada tanggal
21 Agustus 1994 , maka semboyan atau
falsafah Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata di
masukan di dalam Anggaran Dasar Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat
sebagai semboyan atau salam masyarakat Dayak Kalimantan Barat. Ke
Sembilan orang deklarator berdirinya MAD Kalimantan Barat juga merangkap sebagai
formatur pembentukan pengurus pertama dengan Ketua Umum; S. Jacobus E. Frans
L., BA., SH, Sekretaris Umum; Thadeus Yus, SH., MPA dan Bendahara Umum; Alex
Akoran, B.Sc. Kemudian salam atau falsafah tersebut di Kukuhkan dalam
Musyawarah Dewan Adat Dayak (Musdad) yang pertama pada tahun 1996 yang
menetapkan Kepengurus MAD Hasil Musdad Pertama, Ketua Umum; S. Jacobus E. Frans
L., BA., SH, Sekretaris Umum; DR. Piet Herman Abik, dan Bendahara Umum; Bapak
BL. Atan Palil.
Kemudian terjadi perubahan jawaban setiap mengakhiri kata
Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, yang dulunya di jawab Auk, kemudian
disepakati dalam Musyawarah Dewan Adat Dayak II tanggal 18 – 21 September 2001
Dimana pada saat itu terpilih Ketua Umumnya Bp. RA. Rachmad Syahudin, B.SC,
Sekretaris Umumnya, Drs. Agustinus Clarus, M.Si
[8]
Dalam salah satu keputusannya, setiap setelah diucapkannya
kata, Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata,
semua yang hadir
membalas dengan kata, Arus….arus….arus (harus, harus,
harus,/ terus, terus terus mengalir seperti air/permisi/meng-amini)
Pada Tanggal 12 Nopember 2001, sebanyak 29 orang atas nama
masyarakat Dayak se-Kalimantan (sesuai dokumen asli daftar hadir yang saya
miliki) Kaltim, Kalteng, Kalbar dan Kalsel, di Balik Papan, Kalimantan
Timur, mendeklarasikan berdirinya Dewan Adat Dayak Nasional. Kepengurusan
pertamanya adalah; Ketua Umum Pdt. Barnabas Sebilang, Sekretaris Jendral, DR.
Eliyanto S. Lasam, SE., M.Si, dan Bendahara Umum, Pangeran Agustinus Acang.
Pada saat kepengurusan ini belum di rumuskan salam atau semboyan organisasi.
Kemudian pada tahun 2003 dilaksanakan Musyawarah
Nasional Pertama Dewan Adat Dayak se-Kalimantan, yang memilih pengurus, Ketua
Umum, Michael Andjioe, S.Ip., MBA, Sekretaris Jendral, Drs. Yakobus Kumis, dan
Bendahara Umum, Ir. Albertus Euseg.
Pada Tahun 2006, Setelah melalui musyawarah yang cukup
melelahkan, Dewan Adat Dayak se-Kalimantan, dalam Musyawarah Nasionalnya yang
kedua pada tanggal 2-4 September 2006 telah menetapkan kata Adil Ka’ Talino,
Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata sebagai semboyan atau falsafah
masyarakat Dayak secara Nasional (se-Indonesia). Tidak hanya itu dalam Munas
DAD se-Kalimantan ke II, yang dimotori Atan Palil sebagai Ketua Umum Panitia
dan Makarius Sentong, SH., MH, sebagai Sekretaris Umum Panitia, telah berhasil
menetapkan hal-hal sebagai berikut:
[9]
a.Menetapkan perubahan nama Dewan
Adat Dayak se-Kalimantan, menjadi Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) sebagai
lembaga adat dayak tertinggi tingkat Nasional.
b.Menetapkan Dewan Adat Dayak (DAD)
sebagai nama lembaga adat dayak ditingkat Provinsi hingga Kecamatan seluruh
Indonesia.
c.Menetapkan Lagu Mars Dayak,
sebagai lagu mars MADN, Ciptaan DR. Aloysius Mering, M.Pd
d.Menetapkan Hymne Dayak, sebagai
lagu Hymne MADN, Ciptaan DR. Aloysius Mering, M.Pd
e.Menetapkan Bapak Agustin Teras
Narang, SH sebagai Ketua Umum MADN (sekarang ini berubah menjadi Presiden MADN)
- Penggunaan Semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata dalam Pembentukan Borneo Dayak Forum .
a.Dalam Soft Lounching, Borneo Dayak
Forum tanggal 9 Agustus 2010 di Kuching, Sarawak, maka semboyan Adil Ka’
Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata ditetapkan sebagai Salam atau
Falsafah masyarakat Dayak seluruh Dunia.
b.Maka wajib di sampaikan “Adil Ka’
Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata” dalam setiap pertemuan
masyarakat Dayak di Seluruh Dunia.
[10]
F.Falsafah dayak kanayatn Menurut
Prespektif Syari’at
1.Berdasarkan analisa pemaparan
falsafah dayak kayatn diatas ma’na dari:
a. Adil Ka’ Talino
Adil Ka’ Talino
adalah kata yang mempunyai makna bahwa manusia Dayak itu harus hidup adil
kepada sesama manusia. Cinta damai dan keadilan ini tertanam pada masyarakat
Dayak dalam kehidupan didunia ini untuk mencapai kehidupan yang sempurna selama
hidup. Kehidupan manusia Dayak tidak terlepas dari golongan yang satu dengan
golongan yang lain, oleh sebab itu keadilan harus bisa dilestaraikan dan dijaga
dalam setiap manusia Dayak.Islam juga demikian memerintahkan kepada seluruh
umat manusia untuk bersikap adil terhadap sesama manusia sebagaimana firman
Allah Subhanahu Wata’ala:
وَ كَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ
أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَ يَكُوْنَ الرَّسُوْلُ
عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا وَ مَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَا
إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ
وَ إِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً إِلاَّ عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللهُ وَ مَا كَانَ
اللهُ لِيُضِيْعَ إِيْمَانَكُمْ إِنَّ اللهَ بِالنَّاسِ لَرَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: Dan demikianlah , telah Kami jadikan kamu suatu ummat yang di tengah, supaya kamu menjadi saksi-saksi atas manusia, dan adalah Rasul menjadi saksi(pula) atas kamu. Dan tidaklah Kami jadikan kiblat yang telah ada engkau atasnya, melainkan supaya Kami ketahui siapa yang mengikut Rasul dari siapa yang berpaling atas dua tumitnya. Dan memanglah berat itu kecuali atas orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan tidaklah Allah akan menyia-nyiakan iman kamu. Sesungguhnya Allah terhadap manusia adalah Penyantun lagi Penyayang.(Qs.Albaqoroh:143).
Dan juga Allah subhanahu wata’ala berfirman dalan
Qs.Ali imron:18
Artinya: Allah menyatakan bahwasanya tidak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para
Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.(QS: Ali
Imran Ayat: 18)
[11]
Kemudian juga firman
Allah dalam Qs.Almaidah:8.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Dan jua firman Allah
dalam Qs.Al-A’rof:29 yang artinya:
Katakanlah: "Tuhanku
menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah
muka (diri) mu di setiap salat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan
ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan
(demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya)".
Ayat-ayat diatas menjelaskan
perintah Allah subhanahu wata’ala agar manusia senantiasa berperilaku adil,maka
firman Allah subhanahu wata’ala ini sesuai dengan apa yang diperaktekkan oleh
masyarakat dayak dan ini sangat dianjurkan.bahkan islam ataupun syari’at juga
mengajarkan hal yang demikian.
Nabi
sholallahu alaihi wasalam juga menganjurkan kepada umatnya untuk berperilaku
adil terhadap sesame manusia. Sabda beliau:
عن
عبدالله بن عمرو بن العاص رضي الله تعالى عنهما قال: قال رسول الله صل الله عليه و
سلّم : (( انّ المقسطين عند الله على منابر من نور, عن يمين الرحمن عزّوجلّ وكلتا
يديه يمين, الذين يعدلون في حكمهم واهليهم وما ولوا )). (اخرجه مسلم).
Dari
Abdullah ibni amr ibnil ash رضي الله عنهما , telah bersabda Rosulullah صلى الله عليه و سلم : “Sesungguhnya orang
yang adil berada dekat dengan Allah عزّوجلّ diatas mimbar dari
cahaya, disebelah kanan Allah عزّوجلّ, dan tangan keduaNYA adalah kanan, yaitu mereka yang adil
didalam hukum mereka dan kepada keluarga mereka dan segala yang diamanahkan
kepada mereka.” (HR. Muslim)[5].
[5]. http://abuirhas.blogspot.com/2012/01/hadits-tentang-keadilan.html
[12]
b.
Bacuramin Ka’ Saruga (menurut
islam/syari’at)
Bacuramin
Ka’ Saruga, adalah
istilah yang digunakan masyarakat Dayak untuk menujuk kesempurnaan hidup
manusia. Kata ini mempunyai makna bahwa manusia Dayak harus hidup sesuai dengan perintah
tuhan dan menjauhi segala larangannya. Dalam ajaran islam Allah
seubhanahu wata’ala juga memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk
menjalankan segala perintahnya serta meninggalkan larangannya.sebagaimana Sabda
Nabi Sholallahu Alaihi Waslam:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ
فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ،
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ
وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.
Artinya: Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: "Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,'Apa saja yang aku larang terhadap
kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka
kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum
kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-nabi
mereka'." [Diriwayatkan oleh al-Bukhâri dan Muslim].
Hadits
di atas dengan redaksi seperti itu diriwayatkan oleh Muslim dan ath-Thahâwi[6]
dari riwayat az-Zuhri dan Sa'îd bin al-Musayyib dan Abu Salamah dari Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu. Hadits di atas juga diriwayatkan dari beberapa
jalan, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dengan lafazh:
ذَرُوْنِيْ مَا تَرَكْتُكُمْ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ سُؤَالُهُمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَاءِهِمْ، فَإِذَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ
فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Biarkan
aku terhadap apa yang aku tinggalkan pada kalian, karena sesungguhnya
orang-orang sebelum kalian binasa oleh pertanyaan dan penentangan mereka kepada
nabi-nabi mereka. Jika aku melarang sesuatu terhadap kalian, jauhilah. Dan jika
aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, kerjakanlah semampu kalian.
[6] http://almanhaj.or.id/content/3489/slash/0/laksanakan-perintah-jauhi-larangan-dan-jangan-banyak-bertanya/ Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh imam-imam Ahlul Hadits, di
antaranya ialah: Al-Bukhâri, no. 7288.
[13]
3. Ba Sengata Ka’
Jubata
Ba
Sengata Ka’ Jubata, adalah hidup manusia Dayak didasarkan
atas Yang Ilahi atau Realitas Mutlak yang dipercayai oleh manusia Dayak yang
disebut Jubata.
Masyarakat
Dayak meyakini bahwa Jubata yang memberikan kehidupan dan kelimpahan dalam
setiap aspek kehidupan masyarakat Dayak.dalam keyakinan
umat islam manusia juga diperintahkan oleh-
Allah subhanahu
wata’ala untuk meyakini serta mengimani bahwa Allah subhanahu wata’ala yang
telah menciptakan manusia serta memberi kelapangan rizki kepada seluruh
makhluknya.sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ ٱللَّهُمَّ رَبَّنَآ أَنزِلْ عَلَيْنَا
مَآئِدَةً مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا
وَءَايَةً مِّنكَ ۖ وَٱرْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
Artinya: Isa putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami
turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya)
akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang
datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah
kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama".(QS: Al-Maidah Ayat:
114)
Dan juga Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوٓا۟ أَوْ
مَاتُوا۟ لَيَرْزُقَنَّهُمُ ٱللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهُوَ
خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
Artinya:Dan orang-orang
yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar
Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya
Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki.(QS: Al-Hajj Ayat: 58)
Kata-kata
tersebut mungkin sebagian orang terdengar asing. Namun kata-kata itu, sudah
menyatu dalam jiwa sebagian besar warga Dayak di Kalimantan Barat. Kalimat
tersebut, sering kali menjadi sapaan pembuka dalam suatu acara atau pertemuan,
baik resmi maupun tidak di Provinsi Kalbar.
[14]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
- Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, sungguh suatu salam atau falsafah yang mengandung arti dan makna yang sungguh agung dan mulia yang sesuai dengan syari’at dan perintah Allah subhanahu wata’ala, yang dapat menggambarkan sikap dan kepribadian masyarakat Dayak yang sesungguhnya yang telah hidup ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu di tanah leluhurnya yaitu Borneo tercinta.
- Salam atau falsafah atau semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, kita yakini akan mampu memberikan semangat, dorongan dan motivasi kepada masyarakat Dayak se Borneo untuk hidup lebih maju dan sejahtera sehingga mampu mewujudkan cita-cita satu Borneo, satu suku, satu suara.
"Tiba saatnya
nanti ketika semua telah musnah, kamu akan merasakan sebuah kerinduan yang
teramat, kerinduan akan sebuah keharmonisan dan kesederhanan hidup, Kerinduan
akan adat yang telah mengandung mu,serta kerinduan akan alam yang telah memberi
mu nafas kehidupan” (pesan kepada masyarakat dayak).
Keritik
dan saran:
Inilah sebuah makalah yang dapat saya kerjakan,jika ada
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini,maka penyusun menerima
kritik dan saranya dengan lapang dada,terlebih lagi kepada Dosen pengampuh
matakuliah Islam Dan Budaya Lokal Aris Munandar,M.Pi,Semoga makalah ini bermanfaat
bagi penyusun dan pembacanya.
[15]
DAFTAR PUSTAKA
http://almanhaj.or.id/content/3432/slash/0/saudariku-inilah-kemuliaanmu/
Casino & Hotel - JamBase
BalasHapusWelcome to the Casino 동해 출장마사지 & Hotel! Join the world's 동두천 출장샵 largest progressive 계룡 출장안마 jackpot 김해 출장안마 club and have the chance to 아산 출장마사지 win BIG. JAMBIE, MN, USA.