MAKALAH MACAM-MACAM PROSEDUR
PENGORGANISASIAN
KURIKULUM
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Sistem Pengajaran PAI
Dosen
Pengampuh:
Dzakwan,M.Pd
TUGAS
INDIVIDU
SEMESTER
V
Disusun
Oleh:
Darmawan
Saputra
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
SEKOLAH TINGGI MASJID SYUHADA
YOGYAKARTA
STAIMS
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya
milik Allah Subhanahu Wata’ala. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam.
Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Macam-macam Prosedur Pengorganisasian Kurikulum
Islam
sebagai agama yang telah berkembang selama
empat belas abad lebih menyimpan banyak
masalah yang perlu diteliti, baik itu
menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan
maupun realitas sosial,
politik, ekonomi dan budaya.
Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi.
Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Macam-macam Prosedur Pengorganisasian
Kurikulum. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Pendidikan Agama Islam.Penulis
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kepada Ustadz.Dzakwan,M.Pd selaku dosen meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
ini di masa yang akan datang.
Yogyakarta, 19 April 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tentu telah kita pahami bahwa kurikulum
merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam dunia persekolahan. Tanpa adanya
sebuah kurikulum, dipastikan proses pendidikan tidak akan terarah dan dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Guru akan kesulitan menjabarkan urutan dan
cakupan materi pembelajaran yang ditempuhnya, proses pembelajaran yang
diselenggarakan, alat/media yang digunakan, penilaian yang perlu dilakukan,
dsb. Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum
adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum
berkaitan dengan pengaturan bahan pelajaran, yang selanjutnya memiliki dampak
terhadap masalah administrative pelaksanaan proses pembelajaran.
Selain itu organisasi kurikulum
sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam
kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah
nilai budaya, nilai sosial, aspek siswa dan masyarakat serta ilmu pengetahuan
dan teknologi. Kemudian yang tidak kalah penting organisasi kurikulum
menentukan peranan guru dan siswa dalam pembinaan kurikulum.
Dengan demikian apabila masing-masing guru dan siswa dapat
melaksanakan kurikulum secara efektif dan efisien maka tujuan pendidikan akan
tercapai secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Struktur Organisasi
Kurikulum ?
2. Apa saja Prosedur pengorganisasian kurikulum ?
3. Apa saja jenis-jenis struktur organisasi kurikulum ?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian
organisasi kurikulum.
2. untuk mengetahui prosedur
pengorganisasian kurikulum.
3. untuk mengetahui jenis-jenis struktur
organisasi kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Organisasi kurikulum adalah struktur
program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang di
sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau
pembelajaran yang di tetapkan.[1][1]
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid
(Nurgiyantoro, 1988:111). Sedangkan Menurut Nasution (1982:135), organisasi
kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan
kepada murid-murid.
Organisasi kurikulum merupakan asas
yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat
dengan tujuan pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan
cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di
sajikan kepada terdidik dan menentukan peranan pendidik dan terdidik dalam
implementasi kurikulum. Organisasi kurikulum terdiri dari mata pelajaran
tertentu yang secara tradisional bertujuan menyampaikan kebudayaan atau
sejumlah pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang harus diajarkan kepada
anak-anak. Setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Implementasi
kurikulum di pengaruhi dan bergantung kepada beberapa factor terutama guru,
kepala sekolah, sarana belajar dan orang tua murid.[2][2]
Dalam proses pengembangan kurikulum
organisasi berperan sebagai suatu metode untuk menentukan seleksi dan
pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar yang di selaenggarakan oleh
sekolah, organisasi kurikulum menunjukkan peranan guru, peserta didik dan
lain-lain yang terlibat aktif dalam proses perencanaan kurikulum.[3][3]
Struktur program dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur
horizontal dan struktur vertical. Struktur horizontal berhubungan dengan
masalah pengorganisasian atau penyusunan bahan pelajaran kedalam pola tertentu,
sedangkan struktur vertikal berhubungan dengan masalah system-sistem
pelaksanann kurikulum sekolah, termasuk di dalamnya system pengalokasian waktu.[4][4]
B. Prosedur
pengorganisasian Kurikulum
Hamalik berpendapat di dalam bukunya
Muhammad Zaini, pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang
meliputi :
1. Prosedur Pembelajaran
Pemilihan isi kurikulum didasarkan
atas materi yang terkandung di dalam buku pelajaran atau sejumlah buku
pelajaran yang telah di pilih oleh sebuah panitia tertentu.
2. Prosedur survey pendapat
Pemilihan dan pengorganisasian isi
kurukulum di lakukan dengan jalan mengadakan survey atau penelitian terhadap
pendapat berbagai pihak.
3. Prosedur studi kesalahan
Prosedur ini di laksanakan dengan
jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan, kelemahan atau
kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman kurikuler.
4. Prosedur mempelajari kurikulum lainnya
Prosedur ini dapatdisamakan dengan
metode tambal sulam dengan mempelajari metode sekolah lain, guru atau sekolah
dapat menetapkan atau menentukan isi kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan
tujuan.
5. Analisis kegiatan orang dewasa
Melalui prosedur ini terlebih dahulu
di adakan studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam kehidupan untuk menemukan
sejumlah kegiatan yang di perkirakan berguna untuk di pelajari oleh para
siswa di sekolah. Kegiatan yang di analisis adalah yang berkenaan dengan
pekerjaan atau jabatan.
6. Prosedur fungsi sosial
Prosedur ini bertalian dengan
prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat melakukan banyak fungsi
social dalam kehidupannya yang bermacam ragam dan bentuknya, dan berada dalam
daerah kehidupan tertentu, fungsi yang telah di tentukan, di
klasifikasikanmenjadi sejumlah area of living.
7. Prosedur minat kebutuhan
Menurut prosedur ini, minat dan
kebutuhan juga melibatkan persistent problem, tetapi scope dan sequence-nya
di dasarkan atas siswa dan berkenaan dengan fungsi-fungsi personal dan sosial.[5][5]
C. Jenis-jenis organisasi
kurikulum
1. Mata pelajaran terpisah (separated
curriculum)
Kurikulum
ini menyajikan bahan pelajaran dalam segala macam mata pelajaran yang
terpisah-pisah satu sma lain, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali
sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.[6][6]
Kelebihan dari separated curriculum
ini adalah sebagai berikut :
a) Bahan pelajaran disusun secara sistematis, logis,
sederhana, dan mudah dipelajari.
b) Kurikulum dapat dilaksanakan
untik mewariskan nilai-nilai dan budaya terdahulu.
c) Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan.
d) Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain,
bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan
waktu yang ada.
Sedangkan kekurangan dari separated
kurikulum yaitu diantaranya:
a) Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara
terpisah-pisah, yang menggambarkan tidak adanya hubungannya antara materi satu
dengan materi yang lainnya.
b) Bahan pelajaran
yang diberikan atau yang dipelajari siswa tidak bersifat aktual.
c) Proses belajar
lebih mengutamakan aktivitas guru, sedangkan siswa cenderung pasif.
d) Bahan pelajaran
tidak berdasarkan pada aspek permasalahan sosial yang dihadapi siswa maupun
kebutuhan masyarakat.
e) Bahan pelajaran
merupakan informasi maupun pengetahuan dari masa lalu yang terlepas dengan
kejadian masa sekarang dan yang akan datang.
f) Proses dan bahan
pelajaran sangat kurang memerhatikan bakat, minat, dan kebutuhan siswa
2. Mata pelajaran gabungan (corelated
curriculum)
Yaitu kurikulum yang menekankan
perlunya hubungan diantara satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi
tetap memperhatikan cirri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut.[7][7]
Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi dapat diajarkan untuk saling memperkuat. Ada
tiga jenis korelasi yang sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran.
Korelasi faktual, misalnya sejarah dan kesusastraan. Fakta-fakta sejarah
disajikan melalui penulisan karangan sehingga menambah kemungkinan menikmati
bacaannya oleh siswa. Korelasi deskriptif, korelasi ini dapat dilihat pada
penggunaan generalisasi yang berlaku untuk dua atau lebih mata pelajaran. Misal
psikologi dapat berkorelasi dengan sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
menggunakan prinsip-prinsip yang ada dalam psikologi untuk menerangkan
kejadian-kejadian sosial. Korelasi normatif, hampir sama denagan korelasi
deskriptif, perbedaannya terletak pada prinsipnya yang bersifat moral sosial.
Sejarah dan kesusastraan dapat dikorelasikan berdasarkan prinsip-prinsip moral
sosial dan etika. Beberapa kelebihan kurikulum ini adalah: Dengan korelasi,
pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas (berpadu).
Dengan melihat hubungan erat antara
mata pelajaran satu dengan yang lain, minat murid bertambah. Korelasi
memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari
berbagai sudut. Dengan korelasi maka yang diutamakan adalah pengertaian dan
prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan
penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi murid-murid. Berikut beberapa
kelemahan dari kurikukum mata pelajaran gabungan ini adalah : Sulit untuk
menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan sehari-hari,
sebab dasarnya subject centered. Brood fields tidak memberikan pengetahuan yang
sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang
kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.
3. Kurikulum terpadu (integrated
curriculum)
Yaitu kurikulum yang menyajikan
bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas
antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.[8][8] Ciri-ciri
kurikulum terintegrasi ini antara lain : Berdasarkan filsafat pendidikan
demokrasi, berdasarkan psikologi belajar gestalt dan organismik, berdasarkan
landasan sosiologis dan sosiokultural, berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat
perkembangan atau pertumbuhan siswa.
Beberapa manfaat kurikulum terpadu
ini antara lain:
a) Bentuk kurikulum ini tidak hanya di
tunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada, tetapi lebih
luas. Bahkan mata pelajaran baru di dapat saja muncul dan dimanfaatkan guna
pemecahan masalah sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik
pengalaman (experience) atau pelajaran (subject matter unit). Peran guru sama
aktifnya dengan murid, guru selaku pembimbing.
b) Segala sesuatu
yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta yang
terlepas satu sama lain.
c) Kurikulum ini
sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan
mereka.
d) Kurikulum ini
memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.
e) Aktifitas
anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berpikir sendiri dan berkerja
sendiri, atau kerjasama dengan kelompok.
f) Kurikulum ini
mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.
Di samping itu kurikulum ini juga
mempunyai beberapa kelemahan yaitu diantaranya ialah:
a) Guru belum siap untuk melaksanakan kurikulum
ini.
b) Organisasin kurang sitematis
c) Tugas-tuganya memberatkan guru.
d) Tidak memungkinkan ujian umum, sebab tidak ada unformitas di
sekolah-sekolah satu sama lain.
e) Siswa dianggap tidak
mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.
f) Sarana dan
prasarana yang kurang memadai.[9][9]
Adapun dalam bentuk kurikulum
terpadu ini terbagi lagi, meliputi :
a) Kurikulum inti (core curriculum)
Kurikulum ini bertujuan untuk
mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan
belajar dan hubungan antara kehidupan dan belajar.
Ciri yang membedakan kurikulum inti,
yaitu: Kurikulum inti menekankan kepada nilai-nilai sosial, unsur universalitas
dalam suatu kebudayaan memberikan stabilitas dan kesatuan pada masyarakat.
Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem sosial. Karakteristik yang
dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah : Kurikulum ini direncanakan secara
berkelanjutan (continue), selalu berkaitan dan direncanakan secara
terus-menerus. Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman
yang saling berkaitan. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah atau
problema yang dihadapi secara aktual. Isi kurikulum cenderung mengambil atau
mengangkat substansi yang bersifat pribadi maupun sosial. Isi kurikulum ini
difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum
umum, tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalam
pribadi.
Manfaat kurikulum inti adalah:
Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat Kurikulum ini sesuai
dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar. Kurikulum ini memungkinkan
hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat. Kurikulum ini sesuai
dengan paham demokrasi. Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat.
b) Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan (social
functions and persistens situations).
Dalam pengembangan kurikulum ini di
dasarkan pada lingkungan social anak didik, sehingga pelajaran yang di
peroleh memiliki fungsi dan makna bagi kehidupan sehari-hari dan tidak
terpisah dengan kondisi masyarakat.[10][10]
c) Kurikulum yang berpusat pada
kegiatan atau pengalaman (experience and activity curriculum)
Kurikulum ini dikenal juga dengan
sebutan activity curriculum. Mengutamakan kegiatan-kegiatan atau
pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegritas
dengan lingkungan maupun potensi siswa. Kurikulum ini berupaya mengatasi
kelemahan pada subject curriculum, yakni anak lebih banyak menerima
(passive). Rasional penggunaan bentuk kurikulum ini adalah: Belajar dapat
terjadi dengan proses mengalami. Anak dapat belajar dengan baik bila ia
dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan reel atau
minatnya. Belajar merupakan transaksi aktif. Belajar secara aktif memerlukan
kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan
memenuhi kebutuhan pribadinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari
makalah ini adalah :
1. Organisasi kurikulum merupakan hal yang terpenting dalam
mencapai tujuan pendidikan, oleh sebab itu pengorganisasian dalam kurikulum
sangat diperlukan dan diharuskan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan. Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan
akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan
ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi, serta peran guru dan
murid dalam rangkaian pembelajaran. Cara pengembangan kurikulum mengorganisasikan kurikulum akan
berkaitan pula dengan bentuk atau model kurikulum yang dianutnya.
2. Hamalik berpendapat di dalam bukunya Muhammad Zaini,
pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi : Prosedur
Pembelajaran, Prosedur survey pendapat, Prosedur studi kesalahan, Prosedur
mempelajari kurikulum lainnya, Analisis kegiatan orang dewasa, Prosedur fungsi
social, dan Prosedur minat kebutuhan.
3. Di dalam kurikulum
terdapat jenis-jenis organisasi kurikulum yaitu diantaranya:
a) Mata pelajaran terpisah (separated
curriculum)
Kurikulum ini menyajikan pelajaran
dalam segala macam mata pelajaran yang
terpisah-pisah satu sma lain, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama
sekali sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
b) Mata pelajaran gabungan
(corelated curriculum)
Yaitu kurikulum yang menekankan
perlunya hubungan diantara satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi
tetap memperhatikan cirri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut.
c) Kurikulum terpadu (integrated
curriculum)
Yaitu kurikulum yang menyajikan
bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas
antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.
B. Saran
1. Mengingat pentingnya dalam mencapai tujuan umum dan
tujuan khusus pembelajaran maka guru dan civitas akademik dituntut
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya serta selalu berusaha dalam
meningkatkan kompetensinya.
2. Dalam mengimplementasikan kurikulum untuk mencapai tujuan
pembelajaran, maka guru harus memahami peranan dan fungsi kurikulum.
3. Penulis berharap dengan membaca makalah ini disarankan
pada pembaca agar mengetahui tentang pentingnyan kurikulum dalam sistim
pembelajaran di sekolah.
4. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, Safruddin, 2002, Guru
Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers.
Zaini, Muhammad, 2009, Pengembangan
Kurikulum: Konsep Implementasi dan Inovasi, Yogyakarta: Teras.
Ghofi, Abdul, 1993, Pengenalan
Kurikulum Madrasah, Solo: CV, Ramadhani.
Nurgiyantoro, Burhan,1988, Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum Sekolah, Yogyakarta: BPFE.
Muhaimin, 1991, Konsep Pendidikan
Islam, Solo: CV.Ramadhani.
Hamalik Oemar, 1993, Pengambangan
Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, Bandung: PT. Tri Genda Karya.
[1][1]
Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, (Solo: CV.Ramadhani, 1991), 41.
[2][2] Muhammad Zaini, Pengembangan
Kurikulum: Konsep Implementasi dan Inovasi, (Yogyakarta: Teras, 2009), 61.
[4][4] Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta: BPFE,1988), 111.
[5][5]
Muhammad Zaini,Ibid., 65
[6][6]
Safruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,(Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), 44-45.
[8][8]
Muhammad Zaini,Ibid., 71.
[9][9]
Muhammad Zaini,Ibid., 72-73.
[10][10]
Muhammad Zaini,Ibid., 73.
jangan lupa saksikan video-video lucu dan keren yaaa klik dan berlanggan:https://www.youtube.com/channel/UCltALKHB6ZDwS0fEKvGmpcw
jangan lupa saksikan video-video lucu dan keren yaaa klik dan berlanggan:https://www.youtube.com/channel/UCltALKHB6ZDwS0fEKvGmpcw